sepasang mata dari wajah yang berlumuran darah itu menatapku,kosong tak ada arti apa-apa.tapi justru itulah yang membuatku berdiri di sudut rasa takutku.mata yang biasanya menatap hangat ke seluruh orang-tak terkecuali orang-orang yang memusuhinya-tiba-tiba berubah menjadi dingin,
perlahan dia melangkah kearahku.masih dengan darah yang belum kering di wajahnya.dia mengangkatku membantuku berdiri,walau masih dengan perasaan takut aku hanya bisa menurutinya.
saat kedua kakiku mampu menopang tubuhku yang gemetar dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.bisa aku rasakan bau darah kematian orang-orang yang baru saja ia bantai,dengan mata dingin itu.
"aku bukan samuel yang kau kenal,linda"ucapnya padaku.aku yang masih tak berani memandangnya hanya bisa diam,aku bahkan tak bisa mengeluarkan suara tangis maupun air mata yanmg ada hanya ketakutan,tubuhku serasa ditusuk ribuan jarum akupuntur sehingga reaksi apapun yang di program otakku tak mampu disampaikan ke saraf-saraf d tubuhku.dan aku tahu benar siapa yang menusukan jarum itu.
samuel,dengan matanya.membuatku hanya bisa diam
"kau takut kematian,aku takut kematian,semua takut kematian.kita berdua akan hidup setelah ini,tapi kita tahu kita akan mati di kemudian hari"
"dan sebelum hal itu datang padaku,aku akan biarkan kau hidup,untuk aku buru lagi kemudian hari"
"kita akan jumpa lagi,linda"
dia melangkah pergi meninggalkanku yang mulai terduduk lemas.kakiku sudah tak bisa lagi menahan berat badanku.kulihatnya melewati mayat-mayat itu dengan tenangnya,seolah lantai penuh darah itu lantai bersih yang tak pernah dinodai apapun.
dia terus melangkah pergi dari ruang kelas yang ia sulap menjadi rumah jagal,bau anyir darah dan potongan-potongan organ manusia mendi pandangan yang mungkin tak akan pernah aku lupakan.
dia sempat menoleh kearahku saat kesadaranku mulai menghilang,menyunggingkan senyum dinginnya.senyuman yang menghancurkan semua benteng kesadaranku.
0 komentar:
Posting Komentar