coba lihat puisi ini
apa yang bisa kau lihat?
coba baca puisi ini
apa yang bisa kau baca?
coba pahami apa puisi ini
apa yang bisa kau pahami?
coba hargai puisi ini
apa yang bisa kau hargai?
coba perbaiki puisi ini
apa yang bisa kau perbaiki?
coba perindah puisi ini
apa yang bisa kau perindah?
coba kau lihat,baca,hargai,perbaiki,dan perindah diri kau
apa yang bisa kau lihat,baca,hargai,perbaiki,dan perindah?
Selengkapnya...
Jumat, 19 Agustus 2011
BATAS
Batas hanyalah istilah
Keterbatasan ada karena pikiran kita memang terbatas
Walau batas tak mampu kita raih
Jangan sampai batas menghentikan asa kita
Walau batas tak mampu Kita lewati
Jangan sampai batas menghentikan langkah kita
Walau batas selalu berada di depan
Jangan sampai batas menghentikan usaha kita
Walau batas tak kunjung mendekat
Jangan sampai batas menghentikan harapan kita
Batas hanyalah istilah
Keterbatasan ada karena pikiran kita memang terbatas
Batas tak bisa kita hentikan
Tapi kita bisa mengejarnya
Batas tak bisa kita tentukan
Tapi kita bisa menapakinya
Batas tak bisa kita lihat
Tapi kita bisa melihat jalannya
Batas hanyalah istilah
Dari pikiran kita yang memang terbatas
Batas hanyalah istilah yang di hasilkan oleh pikiran kita
Tentu hanya kita yang bisa mengejarnya Selengkapnya...
Label:
Puisi
Rabu, 10 Agustus 2011
It is time to kill your cow
Entah dimana saya pernah membaca sebuah cerita yang cukup menyadarkan saya agar tidak bergantung pada orang lain.
It's time to kill your cow.Kalau tidak salah itulah judul ceritanya.Saat saya teringat dengan cerita ini saya langsung googling tentang cerita ini.Sayangnya sampai saya menulis post ini saya masih belum menjumpainya di rumah mbah google.
Dan disini,Mengandalkan ingatan saya yang sedikit pelupa saya mencoba untuk membawakannya kepada anda.
It's time to kill your cow
Ceritanya cukup simple tak perlu menghabiskan bermenit-menit untuk membacanya.Menurut tulisan yang pernah saya baca dulu cerita berawal dari seorang musafir yang tersesat dan kelaparan.Behari-hari berjalan,sampailah dia pada sebuah keluarga sederhana,kalau tak boleh disebut miskin.Yang hanya bergantung pada serekor sapi mereka.
Setiap pagi sang kepala keluarga memeras susu dari sapo itu.Susu berikutnya di masak oleh sang ibu untuk sarapan anaknya.Sisanya ia jual di pasar atau tetangganya untuk kemudian uang hasil penjualannya ia gunakan untuk membeli bahan makanan untuk makan siang dan malam keluarga itu.Begitulah hari-hari mereka lalui hanya dengan mengandalkan satu ekor sapi.
Saat sang musafir singgah dia hanya berepikir bagaimana jika sapi dari keluarga ini mati?Apa yang akan terjadi dengan keluarga sederhana ini?
Diliputi banyak tanda tanya tentang keluarga itu.Si musafirpun membunuh sapi milik keluarga yang telah menyelamatkannya dari kelaparan.Lantas ia pun pergi tanpa berpamitan dengan keluarga itu.dalam hati dia berjanji akan kembali ke keluarga itu kemudian hari dan melihat apa yang terjadi dengan keluarga itu tanpa sapi mereka?
Bertahun kemudian Musafir itu kembali melewati desa dimana Keluarga itu tinggal.Dia segera menuju rumah mereka.Dalam hati sebenarnya dia yakin jika Keluarga itu telah tiada karena sapi yang menjadi tumpuan hidup telah ia bunuh bertahun yang lalu.
Tapi apa yang dia lihat di rumah keluarga itu sungguh diluar pikirannya selama ini.Keluarga itu berubah menjadi keluarga yang cukup kaya di desa itu.Bagaimana mungkin keluarga yang menggantungkan hidupnya kepada seekor sapi mampu bertahan hidup setelah sapinya tiada?
Diselimuti perasaan bingung Musafir itupun bertanya kepada kepala keluarga?
“Bagaimana anda bertahan hidup selama ini sedangkan sapi yang kamu jadikan tumpuan hidup telah aku bunuh?”Tanya musafir itu.
Tidak marah,Kepala Keluarga itu malah berterima kasih kepada musafir itu karena telah membunuh sapinya.
“Kami sekeluarga berterima kasih kepada anda karena telah membunuh sapi kami,Jujur pertama kali kami mendapati sapi kami telah membusuk di kandangnya,Kami sangat sedih dan marah.Namun saat itu kami menyadari bahwa kami terlalu bergantung pada sapi itu yang membuat kami terlalu malas untuk bekerja.”
“Dan karena kami sudah tidak memiliki sapi yang menghidupi kami sedang kami membutuhkan uang dan makanan untuk hidup kamipun bekerja keras untuk itu.Melakukan pekerjaan yang belum pernah kami lakukan selama ada sapi itu.Dan sekarang lihatlah kami.Dulu kami hanya minum susu sapi yang saya perah sebagai sarapan,kali ini kami mampu sarapan dengan makanan yang lengkap.”
Setelah beerbincang sebentar musafir itu dipersilahkan masuk dan singgah semalam disana.Untuk kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Pembaca yang budiman.Hikmah apakah yang bisa kita petik darri cerita di atas?
Menurut saya :
Manusia termasuk saya dan kalian memiliki potensi untuk menjadi seseorang yang lebih dari diri kita saat ini.Tapi kenapa hal itu belum terjadi?
Mungkin itu karena kita masih tergantung pada sesuatu ataupun orang lain.Lihatlah keluarga sederhana dari cerita di atas.mereka tidak akan bisa seperti di akhir cerita jika sapi mereka masih hidup.
Kita memanglah perlu orang lain untuk hidup.tapi jangan sampai kita jadi terlalu menggantungkan harapan kita ke orang lain.
Nah sekarang bagaimana menurut anda!hikmah apa yang bisa anda ambil dari cerita di atas?
Selengkapnya...
It's time to kill your cow.Kalau tidak salah itulah judul ceritanya.Saat saya teringat dengan cerita ini saya langsung googling tentang cerita ini.Sayangnya sampai saya menulis post ini saya masih belum menjumpainya di rumah mbah google.
Dan disini,Mengandalkan ingatan saya yang sedikit pelupa saya mencoba untuk membawakannya kepada anda.
It's time to kill your cow
Ceritanya cukup simple tak perlu menghabiskan bermenit-menit untuk membacanya.Menurut tulisan yang pernah saya baca dulu cerita berawal dari seorang musafir yang tersesat dan kelaparan.Behari-hari berjalan,sampailah dia pada sebuah keluarga sederhana,kalau tak boleh disebut miskin.Yang hanya bergantung pada serekor sapi mereka.
Setiap pagi sang kepala keluarga memeras susu dari sapo itu.Susu berikutnya di masak oleh sang ibu untuk sarapan anaknya.Sisanya ia jual di pasar atau tetangganya untuk kemudian uang hasil penjualannya ia gunakan untuk membeli bahan makanan untuk makan siang dan malam keluarga itu.Begitulah hari-hari mereka lalui hanya dengan mengandalkan satu ekor sapi.
Saat sang musafir singgah dia hanya berepikir bagaimana jika sapi dari keluarga ini mati?Apa yang akan terjadi dengan keluarga sederhana ini?
Diliputi banyak tanda tanya tentang keluarga itu.Si musafirpun membunuh sapi milik keluarga yang telah menyelamatkannya dari kelaparan.Lantas ia pun pergi tanpa berpamitan dengan keluarga itu.dalam hati dia berjanji akan kembali ke keluarga itu kemudian hari dan melihat apa yang terjadi dengan keluarga itu tanpa sapi mereka?
Bertahun kemudian Musafir itu kembali melewati desa dimana Keluarga itu tinggal.Dia segera menuju rumah mereka.Dalam hati sebenarnya dia yakin jika Keluarga itu telah tiada karena sapi yang menjadi tumpuan hidup telah ia bunuh bertahun yang lalu.
Tapi apa yang dia lihat di rumah keluarga itu sungguh diluar pikirannya selama ini.Keluarga itu berubah menjadi keluarga yang cukup kaya di desa itu.Bagaimana mungkin keluarga yang menggantungkan hidupnya kepada seekor sapi mampu bertahan hidup setelah sapinya tiada?
Diselimuti perasaan bingung Musafir itupun bertanya kepada kepala keluarga?
“Bagaimana anda bertahan hidup selama ini sedangkan sapi yang kamu jadikan tumpuan hidup telah aku bunuh?”Tanya musafir itu.
Tidak marah,Kepala Keluarga itu malah berterima kasih kepada musafir itu karena telah membunuh sapinya.
“Kami sekeluarga berterima kasih kepada anda karena telah membunuh sapi kami,Jujur pertama kali kami mendapati sapi kami telah membusuk di kandangnya,Kami sangat sedih dan marah.Namun saat itu kami menyadari bahwa kami terlalu bergantung pada sapi itu yang membuat kami terlalu malas untuk bekerja.”
“Dan karena kami sudah tidak memiliki sapi yang menghidupi kami sedang kami membutuhkan uang dan makanan untuk hidup kamipun bekerja keras untuk itu.Melakukan pekerjaan yang belum pernah kami lakukan selama ada sapi itu.Dan sekarang lihatlah kami.Dulu kami hanya minum susu sapi yang saya perah sebagai sarapan,kali ini kami mampu sarapan dengan makanan yang lengkap.”
Setelah beerbincang sebentar musafir itu dipersilahkan masuk dan singgah semalam disana.Untuk kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Pembaca yang budiman.Hikmah apakah yang bisa kita petik darri cerita di atas?
Menurut saya :
Manusia termasuk saya dan kalian memiliki potensi untuk menjadi seseorang yang lebih dari diri kita saat ini.Tapi kenapa hal itu belum terjadi?
Mungkin itu karena kita masih tergantung pada sesuatu ataupun orang lain.Lihatlah keluarga sederhana dari cerita di atas.mereka tidak akan bisa seperti di akhir cerita jika sapi mereka masih hidup.
Kita memanglah perlu orang lain untuk hidup.tapi jangan sampai kita jadi terlalu menggantungkan harapan kita ke orang lain.
Nah sekarang bagaimana menurut anda!hikmah apa yang bisa anda ambil dari cerita di atas?
Selengkapnya...
Label:
Cerita
Kamis, 04 Agustus 2011
Wajah
sepasang mata dari wajah yang berlumuran darah itu menatapku,kosong tak ada arti apa-apa.tapi justru itulah yang membuatku berdiri di sudut rasa takutku.mata yang biasanya menatap hangat ke seluruh orang-tak terkecuali orang-orang yang memusuhinya-tiba-tiba berubah menjadi dingin,
perlahan dia melangkah kearahku.masih dengan darah yang belum kering di wajahnya.dia mengangkatku membantuku berdiri,walau masih dengan perasaan takut aku hanya bisa menurutinya.
saat kedua kakiku mampu menopang tubuhku yang gemetar dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.bisa aku rasakan bau darah kematian orang-orang yang baru saja ia bantai,dengan mata dingin itu.
"aku bukan samuel yang kau kenal,linda"ucapnya padaku.aku yang masih tak berani memandangnya hanya bisa diam,aku bahkan tak bisa mengeluarkan suara tangis maupun air mata yanmg ada hanya ketakutan,tubuhku serasa ditusuk ribuan jarum akupuntur sehingga reaksi apapun yang di program otakku tak mampu disampaikan ke saraf-saraf d tubuhku.dan aku tahu benar siapa yang menusukan jarum itu.
samuel,dengan matanya.membuatku hanya bisa diam
"kau takut kematian,aku takut kematian,semua takut kematian.kita berdua akan hidup setelah ini,tapi kita tahu kita akan mati di kemudian hari"
"dan sebelum hal itu datang padaku,aku akan biarkan kau hidup,untuk aku buru lagi kemudian hari"
"kita akan jumpa lagi,linda"
dia melangkah pergi meninggalkanku yang mulai terduduk lemas.kakiku sudah tak bisa lagi menahan berat badanku.kulihatnya melewati mayat-mayat itu dengan tenangnya,seolah lantai penuh darah itu lantai bersih yang tak pernah dinodai apapun.
dia terus melangkah pergi dari ruang kelas yang ia sulap menjadi rumah jagal,bau anyir darah dan potongan-potongan organ manusia mendi pandangan yang mungkin tak akan pernah aku lupakan.
dia sempat menoleh kearahku saat kesadaranku mulai menghilang,menyunggingkan senyum dinginnya.senyuman yang menghancurkan semua benteng kesadaranku.
Selasa, 02 Agustus 2011
Link Quarantine 2 : The Terminal
Link Mediafire No password Kualitas VODRip
Part 1
Part 2
Subtitle Indonesia
Join with HJsplit
Baca Reviewnya disini
Selengkapnya...
Part 1
Part 2
Subtitle Indonesia
Join with HJsplit
Baca Reviewnya disini
Selengkapnya...
Senin, 01 Agustus 2011
Cerita Orang Mabuk
CERITA ORANG MABUK
Sebotol
Malam tenang berangsur gelap
Mata lelah menginginkan untuk terlelap
Dua botol
Malam sudah hampir berlalu
Namun mulut masih bermau
Tiga botol
Malam sudah jauh melangkah
telinga tak mampu mendengar suara langkah
Empat botol
Malam benar-benar hilang
pikiran sudah berada di awang-awang
Lima botol
Malam telah jauh terlelap
tumbuh bagaikan kain lap
Enam......tak akan ada enam
karena malam sudah jauh terbenam
langkah kaki terdengar saat pikiran menyelam dalam
itu bukan langkahku...bukan juga langkah temanku
apalagi langkah malam.....bukan...sungguh bukan itu
pintu terbuka..badan tegap berseragam berteriak
"Jangan bergerak"
dengan setengah sadar ku jawab teriakannya
"Jangankan bergerak...melek saja aku sudah tak sanggup pak"
Selengkapnya...
Label:
Puisi
Langganan:
Postingan (Atom)